Senin, 31 Desember 2012

dear my ai :*

My dear kekasih hatiku,

Ini sudah tahun baru loh?

Tahun lalu kau bilang kita akan menikah tahun depan, yaitu tahun ini … apakah engkau masih serius dengan rencanamu?

Jangan terlalu khawatir tentang persiapan, karena persiapan yang terbaik adalah cintaku kepadamu dan cintamu kepadaku.

Kita tidak akan pernah siap untuk apa pun, karena apa pun bisa terjadi.

Tapi Tuhan berpihak kepada kita yang berani melangkah walau pun belum siap – jika itu untuk membahagiakan yang kita cintai.

Ingatlah, engkau semakin menua, dan aku tidak menjadi lebih muda lagi. Janganlah kau biarkan keindahan dari kemudaanku dan kemudaanmu menguap tanpa mengindahkan kehidupan kita bersama.

Apakah engkau berharap kepada uang dan harta untuk merasa yakin, ataukah engkau akan berlaku sesuai imanmu – yaitu berharap kepada Tuhan dan kepada kesungguhanku untuk membahagiakanmu?

Apakah penantian ini sebetulnya adalah untuk kemuliaan pernikahan kita yang lebih baik nanti, atau sebetulnya adalah penistaan usiaku karena ketidak-tegasanmu?

Pasti tidak ya? Karena tak mungkin engkau sampai hati membiarkanku menua dalam penantian yang sia-sia.

Aku mencintaimu, dan berharap bisa hidup berbahagia denganmu dalam usia yang panjang – yang sehat dan sejahtera.

Tapi, sebagaimana pun aku mencintaimu – aku tak boleh mendustakan nikmat Tuhan yang berupa kehidupanku yang baik ini – untuk kusia-siakan menua dalam penantian yang tanpa guna – jika engkau adalah sesungguhnya penyia-nyia harapanku.

Aku ingin engkau menyampaikan kesungguhan yang lebih pasti tentang status kita dalam waktu yang dekat ini, karena aku tak bisa menunggu lebih lama lagi.

Jangan khawatir bahwa aku akan terluka jika engkau jelas-jelas belum jelas tentang masa depan kita, aku akan menyesuaikan diri dengan baik. Bukankah cintaku dan cintamu kepada satu sama lain sudah tidak se-membara dulu – karena penantian yang menelantarkan gelora jiwa ini.

Aku mungkin akan bersedih jika engkau ternyata tidak cukup merindukanku untuk segera menjadi pendampingmu, tapi aku mengerti bahwa kesedihan karena perpisahan adalah pengindah kesyukuranku dalam cinta baru yang lebih memuliakanku.

Aku tak bisa berlama-lama menuliskan pesan awal tahun ini, karena aku sedang mempersiapkan kehidupan yang lebih bersegera menjemput kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan di tahun yang penuh keberkahan bagi jiwa-jiwa yang setia kepada yang benar.

Aku mencintaimu, tapi aku tak mencintaimu dengan baik jika cintaku kepadamu tidak memelihara kehormatanku.

Your ai,

Loving you as always

[ Mario Teguh ]

Kamis, 06 Desember 2012

kemana setelah lulus?

beberapa waktu lalu, saya dihadapkan beberapa pertanyaan.
dan lingkungan ~umumnya~ menyorot, kemana saya setelah lulus?
bagi mereka ini cerminan kesuksesan.
beberapa pertanyaan seperti : kerja dimana? gaji berapa?
hingga pertanyaan merembet kearah pribadi.. kapan nikah, dll?
dan pilihan saya adalah..

sejujurnya saya masih enggan untuk bekerja.
~yes, i know, im childish! *penyakit bontot
selain dari gambaran teman-teman yg ingin segera lulus, agar segera dpt kerja
dan hidup makmur bahagia bersama keluarga.
kenapa membatasi kebahagiaan bdasarkan waktu?
nanti klo udh kerja bisa makan apapun semau yg kita mau *derita mahasiswa nahan jajan ga punya uang
nanti klo udah kerja kita bisa ngasih orang tua uang hasil keringat kita.
nanti klo udah kerja kita bisa jalan2 kemana pun yg kita mau.

mengapa musti nanti?
yah, setelah diingat2, saya pun sdh mulai bekerja dr slesai sma ~mengajar privat
saya bisa makan apapun yg sy ingin
saya jg tdk mbatasi jl2 saya
dan alhamdulillah sudah perna memberi ortu uang yng lumayan ktika kuliah
*walau insidental, tdk rutin

lalu, ketika dihadapkan pilihan untuk mulai merambah dunia kerja dan menjadi wanita karir
saya enggan.
saya, ~dengan dorongan keras si ayah tentunya, yg ingin anaknya berujung PNS
memilih untuk mengajar!
thats ur passion? ~saya ga ngerti passion itu apa. hahaha

lalu, qadarullah allah membukakan jalan untuk menjadi guru pendamping smk dr Dikti.
yah, masih guru pendamping.
dan pilihannya pula, saya ditempatkan di Sumatra Selatan~Palembang
entah akan menjadi suatu tantangan tersendiri dengan dunia baru, atauu
malah terbengkalai karena tidak bisa survive hidup sendiri
~(saya mmg blum perna tpisah tnggal jauh dr org tua)

banyak teman2 yg membodoh-bodohi pilihan ini.
entahlah, tidak ada yang percuma jika ini pilihanNya.
Bismillah..