Selasa, 05 Februari 2013

ayah sayang kita.

01. masih abi ingat rajuk parasmu saat abi tolak apa yang kau pinta | teringat jelas airmatamu yang kau tahan di tepi mata
02. teman-temanmu dimanjakan dengan ribuan permainan | sementara abi malah mengajakmu ke toko buku mencari bacaan
03. engkau pinta tontonan selayaknya anak sekelas | sementara abi hulurkan putih kertas untuk kau tulis dan lukis
04. engkau menatap iri keluarga lain yang tahunan jalan-jalan | sedang abi mengisi waktu liburmu dengan ikut kajian
05. seringkali abi berpikir bagimu terlalu keras dan susah | tidak memberikan kebahagiaan sebagaimana seharusnya ayah
06. namun bayangan kelam sekulerisme benar-benar mengerikan | membuat merinding hanya berpikir bagaimana kelak masa depan
07. tiada niat untuk tak hargai masa kecil yang tak terganti | hanya abi terobsesi akan masa depan yang harus kau tapaki
08. kenyataan bahwa Ali bin Abu Thalib halqah saat 7 tahun | dan Imam Syafi'i yang hafidz 7 tahun
09. masih abi ingat bagaimana pintar engkau karang alasan | saat tiba waktu shalat dan engkau asyik dengan tontonan
10. engkau pinta izin abi menonton kartun barat tak bernilai | sementara abi pinta ummimu bacakan kitab sirah Nabi
11. engkau pinta kepada abi untuk bermain bersama teman-temanmu | bahkan abi memintamu kembali menyelesaikan iqra' bersama ummimu
12. mungkin -mungkin- ini tindakan dzalim bagimu | namun abi tak bisa pikirkan apalagi bekal selain ilmu
13. dekat sekali kita dengan kebangkitan yang dijanjikan | dan cukuplah harapan itu memberikan kekuatan
14. beginilah kita hidup pada sisa-sisa masa | dimana orangtua anggap maksiat anak hal biasa
15. maafkan nak bila abi terlalu sayang | bila berkesan hendaklah dikenang
16. maafkan nak bila abi terlalu teliti dan peduli | hanya bisa berharap engkau mengerti satu hari nanti
17. abi hanya lelaki yang terlalu bodoh di masa muda | jangan sampai kau berbuat hal yang sama
18. tidak tahu sampai kapan bisa menemani dan mendidikmu | namun dalam doa abi selalu minta waktu lebih untuk bersamamu
19. tidak selamanya tangan ini bisa mengenggam dan menuntunmu | hanya bisa berharap bahwa semuanya selesai sebelum waktu
20. dan jika tiada bisa kita berkumpul kembali | izinkan tulisan ini jadi pengganti nasihat bagimu, perkenankan


-Ustadz Felix Siauw-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar